Momen Halal bi Halal di SD Negeri Candi Burung 2
*) Oleh Muhammad Zaini
09 Apr 2025 07:30 WIB· Feature
Tradisi lebaran di Indonesia menjadi sesuatu yang unik. Sebuah tradisi dan budaya sangat baik yang harus dilestarikan. Indonesia memang dikenal dengan kekayaan budayanya. Momen lebaran bagian dari salah satu kekayaan budaya Indonesia yang khas. Lebaran dirayakan setiap tahun secara rutin, sebagai wujud kegembiraan pasca menunaikan ibadah puasa pada Ramadhan yang penuh dengan makna religi dan budaya.
Dalam Islam, lebaran merujuk pada ajaran ‘Idul Fitri, sebagai tanda capaian kemenangan insan beriman, setelah menuntaskan ibadah puasa selama sebulan. ‘Idul Fitri di samping menjadi ungkapan ungkapan kemenangan, di Indonesia muncul tradisi perayaaan lebaran dengan aneka ekspresi budaya yang khas. Setiap anggota keluarga beserta sanak famili membudayakan tradisi saling berkunjung satu sama lain.
Mereka datang ke rumah-rumah untuk saling mengunjungi dan saling berjabat tangan satu sama. Tujuannya sangat mulia yaitu, ingin melepas rasa salah dan khilaf. Lebaran benar-benar menjadi ekspresi penjelmaan diri, yang dalam tradisi Indonesia memiliki nuansa makna yang penuh nilai dan kehangatan silaturrahim. Mereka saling bertemu dan bahkan saling merangkul erat, agar semua lintasan hati yang kotor menjadi lebur dan lebar sampai bersih seperti kertas putih yang tanpa noda.
Itulah sesungguhnya makna spirit kembali ke suasana fitri (suci) yang menjadi sebuah tradisi besar di Indonesia. Filosofinya adalah, pengakuan manusia sebagai tempat salah dan dosa. Bahwa setiap manusia memiliki naluri untuk berinteraksi dengan sesama, yang mencerminkan diri sebagai makhluk sosial. Di tengan interaksi itu, dapat dipastikan ada potensi percikan kesalahan, disengaja maupun tidak disengaja.
Apapun bentuk interaksi yang dilakukan, baik dalam bentuk pertemuan, perbincangan, pergerakan maupun tindakan, selalu terdapat ruang kesalahan yang tersembunyi. Maka dengan kesadaran itu, insan beriman setelah menuntaskan ibadah puasa, kemudian merayakan lebaran untuk saling memaafkan dan meleburkan kesalahan dalam tradisi lebaran.
Pada Rabu, 9 April 2025 adalah awal masuk sekolah setelah liburan panjang akhir Ramadhan dan ‘Idul Fitri 1446 hijrah. Ada momen yang spesial di keluarga besar SD Negeri Candi Burung 2 Kecamatan Proppo Pamekasan. Kepala Sekolah Bapak Setyo Wahyudi, S.Pd.SD mengadakan apel ‘Halal bi Halal’ yang dihadiri oleh semua civitas akademika yang terdiri dewan guru dan karyawan.
Semua siswa berkumpul di halaman sekolah untuk mengikuti apel ‘Halal bi Halal’. Acara diikuti dengan cukup khidmat yang diisi taushiyah singkat seputar lebaran. Bapak Setyo Wahyudi, S.Pd.SD mengucapkan selamat hari lebaran dan ‘Idul Fitri, dengan mengungkapan permohoman maaf lahir batin dan memotivasi awal masuk sekolah kepada seluruh siswa.
Pada momen itu, semua siswa berdiri di halaman sekolah, sambil mendengar pesan-pesan penting edukatif Bapak kepala sekolah, "bahwa setiap manusia ada potensi berbuat salah, sehingga dalam momen leberan ini, mari kita sama-sama saling melepas rasa salah agar kita benar-benar dapat kembali ke fitri, suci sebagaimana kita dilahirkan ke bumi dalam keadaan bersih". Begitu, ungkap Bapak Setyo Wahyudi, sebagai kepala sekolah.
Kemudian apel ‘Halal bi Halal’ diakhiri dengan saling berjabat tangan erat antara siswa dan guru secara bergiliran. Semua siswa bergerak mencium tangan semua guru, sebagai tanda bahwa ‘idul Fitri benar-benar menjadi momen pembersihan diri dari setiap kesalahan dan kekhilafan.
*) Muhammad Zaini, Guru PAI SD Negeri Candi Burung 2 Proppo, Pamekasan