MPLS SD Negeri Candi Burung 2, Mengedukasi Murid Baru dengan Cinta dan Keteladanan
*) Oleh Muhammad Zaini
17 Juli 2025 10:30 WIB· Feature
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Negeri Candi Burung 2 telah resmi usai. Dalam rentang empat hari pelaksanaan, MPLS bukan sekadar kegiatan seremonial untuk menyambut murid baru, melainkan sebuah momen transisi yang sarat makna. Murid-murid baru yang masih berusia dini mulai beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru, suasana kelas, guru, teman-teman sebaya, hingga aktivitas pembelajaran. Proses ini menjadi titik awal penting dalam perjalanan pendidikan mereka.
Kenangan indah dan kesan menyenangkan selama MPLS telah melekat dalam memori mereka. Suasana sekolah yang ramah, aman, dan menyenangkan menjadi bekal penting untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap sekolah. Guru-guru di SD Negeri Candi Burung 2 melakukan pendampingan secara maksimal, penuh kasih sayang dan empati. Mereka menciptakan pendekatan yang hangat dan membangun kelekatan emosional (emotional attachment) yang positif dengan semua murid.
Salah satu sosok yang sangat berperan dalam proses ini adalah Ibu Tutik Erfatmawati, guru kelas 1. Dengan penuh perhatian dan ketulusan, beliau menyambut para murid baru layaknya ibu yang menyambut anak-anaknya di rumah. Di usia yang masih sangat dini, anak-anak memerlukan pendekatan pedagogis yang holistik, yang tidak hanya mengasah kognisi, tetapi juga menyentuh emosi dan rasa empati yang tinggi. Sentuhan batin dan kelembutan sikap guru menjadi kunci untuk membangun kepercayaan diri dan kenyamanan murid.
MPLS di SD Negeri Candi Burung 2 menggambarkan semangat kolaborasi yang tinggi. Tidak hanya guru kelas 1, tetapi seluruh guru dan tenaga kependidikan terlibat aktif untuk memastikan suasana sekolah benar-benar mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan, toleransi, dan kebahagiaan. Dalam suasana seperti ini, anak-anak merasa diterima, dihargai, dan disayangi.
Hal ini sejalan dengan arahan dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang menegaskan bahwa MPLS harus menjadi ruang pembentukan karakter dan pembiasaan positif sejak hari pertama sekolah. MPLS tidak boleh menjadi ajang perpeloncoan atau tekanan mental, melainkan menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai moderasi beragama, penguatan profil pelajar Pancasila, cinta lingkungan, serta keterampilan dasar yang menunjang adaptasi dan partisipasi aktif di sekolah.
Lebih dari itu, MPLS diharapkan menjadi sarana untuk mengenalkan nilai-nilai inti sekolah, tata tertib, budaya positif, serta membangun kelekatan antara murid dengan warga sekolah. Dalam konteks ini, SD Negeri Candi Burung 2 telah menjalankan amanat tersebut dengan sangat baik. MPLS menjadi pengalaman pertama yang menyenangkan bagi murid baru, yang kelak akan membekas dalam perjalanan pendidikan mereka.
Selain menjadi sarana adaptasi, MPLS juga merupakan momentum strategis untuk menanamkan nilai-nilai dasar pendidikan karakter. Dalam MPLS, anak-anak tidak hanya diajak mengenal ruang kelas dan fasilitas sekolah, melainkan juga diperkenalkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, sopan santun, dan kebersamaan. Anak-anak mulai memahami pentingnya datang tepat waktu, menjaga kebersihan, menghargai guru dan teman, serta belajar berbagi dalam kegiatan harian mereka. Nilai-nilai tersebut bukan sekadar diajarkan melalui kata-kata, tetapi juga melalui keteladanan dari guru-guru yang dengan sabar dan konsisten membimbing mereka.
Tak kalah penting, MPLS menjadi ruang tumbuhnya rasa percaya diri anak-anak. Dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan seperti permainan edukatif, pengenalan lagu-lagu sekolah, hingga ekspresi minat dan bakat. Anak-anak benar-benar diberi ruang untuk tampil dan dihargai. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong setiap anak untuk merasa istimewa, tidak takut mencoba, dan merasa aman dalam mengekspresikan dirinya. Suasana yang hangat dan inklusif ini membantu membentuk sikap positif terhadap pembelajaran sejak dini, yang menjadi pondasi penting dalam perkembangan pendidikan anak ke depan.
Dari sudut pandang orang tua, keberhasilan MPLS menjadi tolok ukur awal kualitas layanan sekolah. Saat anak-anak pulang dengan wajah ceria, penuh cerita, dan tidak takut untuk kembali ke sekolah keesokan harinya, maka sesungguhnya sekolah telah berhasil menunaikan salah satu tugas terbesarnya yaitu, menciptakan rasa aman dan nyaman. Oleh karena itu, sinergi antara sekolah dan orang tua harus terus terjalin erat. MPLS bukan hanya tanggung jawab guru, tetapi juga kesempatan bagi orang tua untuk mulai membangun komunikasi dan keterlibatan aktif dalam proses pendidikan anak-anaknya di sekolah.
Dengan semangat inklusif, SD Negeri Candi Burung 2 juga membuka diri untuk semua murid tanpa diskriminasi. Setiap anak memiliki hak yang sama untuk tumbuh, belajar, dan berkembang dalam suasana yang membahagiakan. Sekolah hadir bukan hanya sebagai tempat belajar, namun juga sebagai rumah kedua yang menghadirkan rasa nyaman, aman, dan penuh cinta.
Ke depan, diharapkan semangat MPLS yang hangat dan membangun ini terus dijaga dan menjadi budaya sekolah. Karena anak-anak yang dicintai sejak awal akan menjadi generasi yang mencintai belajar, menghargai sesama, dan tumbuh menjadi pribadi yang utuh, cerdas secara intelektual, emosional, sosial, dan spiritual.
*) Muhammad Zaini, Guru Pendidikan Agama Islam, SD Negeri Candi Burung 2 Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.