Dakwah di Tengah Kominitas Ibu-ibu Aisyiyah Bugih
*) Oleh Muhamamd Zaini
18 Apr 2025 13.19 Wib. Feature
Pengajian yang dirintis oleh komunitas ibu-ibu saat ini semakin marak diadakan di mana-mana. Kaum perempuan semakin tercerahkan. Komunitas mereka solid, berbanding lurus dengan semangat mereka yang menggelora. Satu sama lain saling bersinergi dan mempererat ukhwah. Demikian gambaran pengajian ibu-ibu Aisyiyah Bugih Pamekasan yang saat itu saya hadir diundang sebagai penceramah.
Pengajian digelar sore hari, 17 April 2025 sebagai kegiatan rutin yang biasa dilaksanakan setiap bulan. Saya datang tepat waktu sesuai undangan tuan rumah, dan ibu-ibu Aisyiyah sudah duduk tenang, siap menyimak pengajian. Ibu Firdaus sebagai tuan rumah menyambut penuh dengan kehangatan. Memang kreatifitas ibu-ibu dalam mengemas sebuah kegiatan, sulit terkalahkan
Sebuah kehormatan, saya dapat diundang ke pengajian itu. Saya memjumpai keeratan silaturrahim di antara ibu-ibu yang hadir. Satu sama lain saling bahu membahu untuk kesuksesan acara yang diselanggarakan. Setelah pengajian dimulai, jamaah juga tenang mendengar, dan memberi perhatian penuh antusias. Mereka bersungguh-sungguh untuk mendapatkan tambahan ilmu.
Pengajian, saya sampaikan dalam durasi 30 menit. Saya berusaha menyampaikan isi ceramah dengan singkat, tetapi dikemas dengan mudah dicerna. Tema yang saya ambil adalah, “Peningkatan Amal Soleh Pasca Idulfitri 1446 H”. Seperti lazimnya, usai ceramah disampaikan, kemudian dibuka sisi pertanyaan. Pada sisi tanya jawab, banyak di antara ibu-ibu yang antusias ingin bertanya.
Luar biasa, gelora semangat mereka benar-benar membawa inspirasi. Waktu sampai menjelang sore, tak terduga sampai mendekati waktu maghrib. Saya berusaha menjawab satu persatu pertanyaan yang disampaikan, dengan penuh hati-hati. Ibu Firdaus sebagai tuan rumah, melayani jamaah pengajian dengan baik. Fasilitas soud system-nya juga bagus, sehingga saya pun nyaman menyampaikan materi ceramah.
Walhasil, pengajian bersama ibu-ibu Aisyiyah Bugih Pamekasan sangat mengesankan. Tentu dengan harapan, pengajian itu dapat menjadi syiar dakwah bagi komunitas ibu-ibu yang lain, agar menjadi pelopor kebaikan di bidang dakwah. Ibu-ibu sangat penting diberi wadah dakwah, agar menjadi ajang pertemuan untuk saling melepas penat dengan rutinitas pekerjaan rumah yang melelahkan.
Di samping itu, ibu-ibu harus banyak diberi pencerahan. Mereka harus kaya ilmu dan pengalaman, karena mereka sebagai penyangga rumah tangga, dan menjadi curahan sang buah hatinya di rumah masing-masing. Ibu yang cerdas dan kaya ilmu, pasti berdampak pada kualitas anak yang semakin baik. Anak-anak mereka adalah memerlukan rangkulan seorang ibu yang meneduhkan.
Kehangatan menyertai anak-anak di rumah sangat diperlukan. Mereka butuh belaian, mereka butuh dekapan dan kehangatan. Bahkan anak-anak dirumah merindukan seorang ibu yang mampu mendidik dan memberi pengajaran dengan baik. Anak soleh atau solehah adalah dampak dari seorang ibu yang solehah. Seorang ibu yang selalu haus ilmu dan selalu rindu dengan perkumplan orang-orang soleh atau solehah.
*) Muhammad Zaini, Ketua Majelis Tabligh PDM Pamekasan