Jejak Harmoni Muhammad Zaini
*) Oleh Muhammad Zaini
10 Apr 2025 09:35 WIB· Sinopsis
Muhammad Zaini, adalah pribadi yang seringkali menapaki kehidupannya dengan kompas idealisme. Baginya, setiap tugas bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah kanvas untuk dilukis dengan kesempurnaan. Baik di bangku kuliah maupun dalam amanah profesional, ia selalu mengerahkan seluruh jiwa raganya, didorong oleh hasrat untuk memberikan yang terbaik. Namun, ambisinya tidak lahir dari arogansi. Justru, kerendahan hatilah yang menjadi bahan bakarnya, membuatnya senantiasa haus untuk belajar dan bertumbuh.
Pola pikirnya sangat terbuka, dan laksana jendela yang tak pernah tertutup. Ia selalu siap menyambut gagasan baru dan, yang lebih penting, ia secara alami mendahulukan kepentingan bersama di atas keinginan pribadinya. Prinsip ini menjadi benang merah dalam setiap interaksi sosialnya. Ia selalu memegang teguh nilai-nilai moral, bukan sebagai beban, melainkan sebagai lentera yang ia harap dapat menerangi jalan bagi orang lain.
Kehangatan di tengah keluarga sangat dijunjung tinggi. Baginya, keluarga adalah sauh, tempat berlabuh yang selalu ia dambakan. Ketika takdir membawanya ke tempat baru, kerinduan terbesarnya adalah agar tawa dan kebersamaan sanak familinya turut serta, mengisi kekosongan di perantauan. Kehangatan itu juga ia bawa ke dalam pergaulan. Dengan semangat moderasi yang kental, ia merangkul perbedaan dan dengan bijak menghindari percikan konflik. Baginya, harmoni adalah tujuan, dan kepedulian adalah jalannya.
Di rumah, ia bukanlah seorang ayah yang otoriter, melainkan seorang sahabat bagi anak-anaknya. Ruang diskusi selalu terbuka, menjadi tempat bertukar ide dan tawa dalam suasana kesetaraan. Jika perbedaan pendapat muncul, ia memilih untuk mengalah, bukan karena lemah, tetapi karena ia memahami bahwa dalam kelembutan terdapat kemenangan yang lebih besar.
Sebagai seorang pekerja keras, integritas adalah napasnya. Ia menjaga dirinya dari segala cacat moral, bertekad meninggalkan warisan kebaikan yang tak lekang oleh waktu.
Namun, ia juga seorang yang realistis. Ia sadar bahwa idealisme butuh penyesuaian. Dalam situasi genting yang menuntut kecepatan, ia memegang prinsip, “kecepatan harus mengalahkan kesempurnaan.” Ia menuntaskan amanahnya secara proporsional, memastikan tidak ada momen berharga yang terlewatkan begitu saja.
Hal yang utama baginya adalah, tentang perjalanan mencari keseimbangan: antara idealisme dan pragmatisme, antara kepentingan pribadi dan kebaikan bersama, serta antara keteguhan prinsip dan kelembutan hati. Prinsip kuatnya juga, menjadi pekerja keras yang idealis tanpa kehilangan kehangatan dan kepeduliannya terhadap sesama.
*) Muhammad Zaini, Pendidik, Penggerak Literasi dan Penulis Buku