Delapan Dekade Merdeka, Mewujudkan Pendidikan Maju untuk Indonesia Berkeadaban


*) Oleh Muhammad Zaini
Sabtu, 16 Agustus 2025 | 08.17 WIB | Artikel

HUT Kemerdekaan RI ke-80 menjadi tonggak bersejarah yang patut dirayakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Delapan dekade perjalanan kemerdekaan tentu bukan sekadar angka, melainkan dapat menjadi cermin dari keteguhan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan. Mulai dari era kolonial, masa perjuangan fisik, hingga era globalisasi yang penuh persaingan. Di setiap pelosok negeri, bendera merah putih berkibar gagah, menghiasi jalan, sekolah, kantor, dan rumah-rumah warga. Suasana gegap gempita pun terasa, sebagai wujud rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata para pahlawan.

Semua instansi, baik pemerintah maupun swasta, memeriahkan peringatan ini dengan berbagai kegiatan kreatif. Seperti lomba rakyat, pawai budaya, festival pendidikan yang memperlihatkan kemajuan layanan belajar di berbagai daerah, semua itu menjadi ruang bagi masyarakat untuk berekspresi. Gang-gang rumah di malam hari tampak semarak oleh hiasan lampu warna-warni, sehingga terungkap nuansa hangat yang mengikat kebersamaan antarwarga. Perayaan ini sekaligus menjadi momen membangun optimisme bahwa kemerdekaan bukan hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga tentang masa depan.

Kita semua bangga menjadi bagian dari bangsa yang merdeka. Kebebasan yang kita nikmati hari ini adalah warisan yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab. Di usia ke-80 tahun kemerdekaan, tantangan bangsa tidak lagi sama seperti di masa penjajahan. Kini, perjuangan adalah melawan ketertinggalan, ketidaksetaraan, dan kemiskinan. Setiap warga negara memiliki peran untuk memastikan bahwa kemerdekaan bermakna bagi semua, bukan hanya bagi segelintir orang saja.

Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kualitas pendidikannya. Indonesia yang berdaulat dan maju harus memastikan setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak, setara, dan relevan dengan tuntutan zaman. Pembangunan sekolah di daerah terpencil, peningkatan kualitas guru, dan pemanfaatan teknologi pembelajaran adalah bagian dari strategi mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut. Pendidikan yang setara menjadi fondasi bagi lahirnya generasi kreatif, kritis, dan berdaya saing global.

Namun demikian, kemerdekaan sejati tidak cukup hanya diukur dari pembangunan fisik atau kemajuan ekonomi. Kemerdekaan harus hadir dalam bentuk kemandirian berpikir, kebebasan berekspresi, dan kemampuan masyarakat menentukan arah hidupnya. Oleh karena itu, literasi digital, pendidikan karakter, dan penguatan nilai-nilai kebangsaan menjadi kunci agar generasi muda tidak tergerus arus budaya instan yang mengikis jati diri bangsa.

Dari sisi layanan publik, bangsa yang berdaulat adalah bangsa yang mampu menyediakan akses pendidikan yang berkualitas bagi seluruh warganya tanpa diskriminasi. Pertumbuhan sekolah yang ramah teknologi, kurikulum yang relevan dengan masa depan, dan pemerataan fasilitas belajar di seluruh wilayah, adalah menjadi indikator bahwa Indonesia sedang bergerak menuju kemajuan pendidikan. Momentum HUT RI ke-80 adalah saat yang tepat untuk memperkuat semangat “Pendidikan untuk Semua” sebagai bentuk dukungan nyata terhadap masa depan bangsa.

Perayaan kemerdekaan tahun ini juga menjadi ajang refleksi atas kesenjangan sosial yang masih ada. Meskipun angka kemiskinan menurun, tantangan kesenjangan pendapatan, pengangguran, dan akses terhadap fasilitas publik tetap perlu diatasi. Semangat gotong royong yang menjadi warisan budaya bangsa harus terus dihidupkan, karena hanya dengan kebersamaan, bangsa ini dapat mengangkat semua warga menuju kesejahteraan.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, kemerdekaan juga berarti kemampuan mengelola arus informasi dengan bijak. Kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi harus diimbangi dengan tanggung jawab dalam menyampaikan dan menerima informasi. Peran media, literasi digital masyarakat, dan etika berkomunikasi menjadi bagian penting dalam menjaga keadaban publik.

Kemerdekaan yang berkeadaban adalah kemerdekaan yang menghargai perbedaan dan mengelola keberagaman sebagai kekuatan, bukan kelemahan. Indonesia dengan ratusan etnis, bahasa, dan budaya memiliki potensi besar untuk menjadi contoh harmoni di tengah dunia yang kerap terpecah oleh perbedaan dan intoleransi. HUT RI ke-80 menjadi pengingat bahwa persatuan adalah modal terbesar untuk menggapai kemajuan.

Pertanyaannya kini, apakah kita mampu menjaga kemerdekaan ini dalam setiap derap langkah kehidupan berbangsa dan bernegara? Jawabannya terletak pada kesadaran kolektif seluruh rakyat untuk terus memperkuat nilai kedaulatan, kemandirian, dan kemajuan. Pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat harus berjalan beriringan dalam membangun negeri.

Akhirnya, HUT RI ke-80 harus menjadi momentum strategis untuk menegaskan posisi Indonesia di mata dunia sebagai bangsa yang berdaulat, maju, dan berkeadaban. Dengan pendidikan yang setara, ekonomi yang tangguh, dan budaya yang luhur, kita dapat memastikan bahwa kemerdekaan yang diwariskan oleh para pahlawan akan terus terjaga hingga generasi yang akan datang. Inilah makna sejati dari kemerdekaan, sebagai bentuk deklarasi dari terwujudnya kebebasan yang membawa kemajuan bagi semua.

*) Muhammad Zaini, Penulis dan Pendidik di SD Negeri Candi Burung 2, Proppo, Pamekasan.