Revitalisasi Pendidikan, Jalan Panjang Menuju Masa Depan Anak Bangsa

*) Oleh Muhammad Zaini
Guru SD Negeri Candi Burung 2 Proppo Pamekasan


Revitalisasi sekolah merupakan salah satu strategi penting yang diambil pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan menengah di Indonesia. Program tersebut lahir dari kesadaran bahwa pendidikan adalah fondasi utama dalam membangun peradaban bangsa. Tanpa kualitas pendidikan yang baik, tentu sulit membayangkan lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing di tengah kompetisi global yang semakin ketat.


Lebih jauh, revitalisasi sekolah juga merupakan jawaban atas ketimpangan pendidikan yang masih terjadi, baik antarwilayah maupun antarsekolah. Tidak sedikit sekolah di pelosok yang masih kekurangan ruang kelas, fasilitas belajar, maupun tenaga pendidik yang memadai. Dengan kesadaran itu, pemerintah berupaya memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial maupun geografisnya, harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan pendidikan bermutu.

Memasuki tahun 2025, pemerintah telah mencatat capaian signifikan dengan melakukan revitalisasi terhadap sekitar 13.000 sekolah dan madrasah di seluruh Indonesia. Angka ini menunjukkan komitmen nyata dalam memperbaiki kondisi pendidikan, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau pelosok-pelosok daerah. Revitalisasi tersebut harus menyasar berbagai aspek, mulai dari perbaikan gedung, penyediaan sarana belajar, hingga peningkatan kualitas lingkungan pendidikan.

Program revitalisasi sekolah pada hakikatnya menjadi bagian dari upaya besar pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara merata. Revitalisasi bukan sekadar perbaikan fisik bangunan sekolah, melainkan juga menyangkut penguatan sistem pembelajaran, penataan manajemen sekolah, serta penciptaan atmosfer belajar yang kondusif. Dengan demikian, revitalisasi diharapkan mampu mendorong lahirnya generasi yang memiliki kompetensi akademik, karakter mulia, dan keterampilan hidup.

Perbaikan sarana dan prasarana pendidikan misalnya, menjadi aspek sentral dalam program revitalisasi. Gedung sekolah yang layak, laboratorium yang memadai, perpustakaan yang representatif, serta fasilitas teknologi yang modern adalah prasyarat agar proses belajar mengajar dapat berlangsung efektif dan kondusif. Lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan sehat akan terbukti mampu meningkatkan motivasi serta kualitas interaksi guru dan siswa.

Dalam konteks globalisasi, pendidikan dipandang sebagai senjata paling ampuh untuk mencetak SDM unggul. Selain itu, revitalisasi sekolah dapat menjadi investasi jangka panjang yang akan melahirkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga memiliki daya saing global. Dengan dukungan infrastruktur pendidikan yang memadai, Indonesia diharapkan mampu melahirkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja maupun dinamika sosial di masa depan.

Sinergi Antarpihak dalam Revitalisasi

Program revitalisasi sekolah bukanlah pekerjaan yang bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat saja. Keberhasilannya sangat bergantung pada sinergi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, perguruan tinggi, dunia usaha, dan masyarakat luas. Kerja sama lintas sektor menjadi keniscayaan untuk menciptakan pendidikan bermutu yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali.

Keterlibatan pemerintah daerah sangat penting karena mereka lebih memahami kebutuhan dan tantangan pendidikan di wilayah masing-masing. Perguruan tinggi juga berperan dalam memberikan pendampingan akademik, penelitian, dan inovasi yang dapat mendukung keberhasilan revitalisasi. Sementara itu, partisipasi masyarakat, khususnya orang tua siswa, menjadi elemen kunci dalam memastikan terciptanya budaya belajar yang positif.

Selain menekankan perbaikan fisik dan kelembagaan, program revitalisasi sekolah juga dirancang untuk menjamin bahwa seluruh proses pelaksanaannya bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik menjadi pilar utama dalam memastikan pembangunan berjalan dengan baik. Dengan begitu, revitalisasi sekolah tidak hanya menghadirkan bangunan yang megah, tetapi juga mencerminkan tata kelola pendidikan yang bersih dan berintegritas.

Pembangunan sekolah yang bebas dari KKN akan berdampak positif jangka panjang. Pertama, kepercayaan masyarakat terhadap dunia pendidikan semakin meningkat. Kedua, anggaran negara yang dialokasikan dapat benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan siswa. Ketiga, tercipta budaya pengelolaan pendidikan yang profesional dan berkelanjutan. Hal ini akan memperkuat posisi pendidikan sebagai salah satu sektor vital dalam pembangunan nasional.

Dengan demikian, revitalisasi sekolah bukan hanya sebuah program fisik semata, melainkan sebuah gerakan nasional untuk membangun kualitas pendidikan yang merata, bermutu, dan berintegritas. Capaian revitalisasi 13.000 sekolah pada tahun 2025 hanyalah awal dari perjalanan panjang menuju sistem pendidikan yang unggul. Keberhasilan program ini akan sangat ditentukan oleh komitmen bersama seluruh elemen bangsa, demi mewujudkan cita-cita besar menghadirkan SDM Indonesia yang unggul, berkarakter, dan mampu bersaing di tingkat global.


*) Muhammad Zaini, Guru dan penulis lepas di berbagai media cetak dan online. Tulisan ini dimuat di media cetak Radar Madura.